Senin, 23 Juli 2012

Walau Murah , Game Di Android Banyak Dibajak

Game untuk Android diklaim lebih banyak dibajak ketimbang yang dirilis untuk iOS. Bahkan saking tingginya, salah satu developer mengaku tidak mau lagi membuat aplikasi untuk pasukan 'robot hijau'.

Salah satu developer yang mengungkapkan kekecewaannya tersebut adalah Madfinger, pembesut game Dead Trigger yang dirilis untuk Android dan iOS. Meski dibanderol dengan sangat murah yakni USD 0,99, namun game aksi tersebut tetap saja dibajak oleh pengguna Android. Padahal hal ini diklaim tak terjadi di pengguna iOS.

"Bahkan untuk game seharga satu dolar tingkat pembajakan di Android sangat tinggi, oleh sebab itu kami memutuskan untuk menggratiskan Dead Trigger," keluh Madfinger, melalui akun Facebook-nya.

Hal senada juga dilontarkan oleh pembuat Football Manager, Miles Jacobson. Ia memperkirakan rasio antara pengguna yang ingin membeli dengan pengguna yang membajak game mereka sebesar 1:9. "Pembajakan paling buruk di sepanjang karir saya," tungkasnya.

Sebuah survei yang digelar oleh Yankee Group dan Skyhook Wireless terhadap 27 developer Android lainnya berpendapat serupa, bahkan setengah responden tersebut merasa Google tidak melakukan hal berarti untuk menghentikan pembajakan di Android yang kian menggila.

Seperti dikutip detikINET dari pcworld, Selasa (24/7/2012), salah satu penyebab tingginya angka pembajakan di Android adalah karena pengguna diizinkan menginstal aplikasi di luar Google Play sehingga banyak situs-situs yang tumbuh menyebarkan aplikasi ilegal. Hal ini tidak banyak terjadi di iOS.

Karena alasan itulah beberapa developer mengaku enggan membuat applikasi atau game kelas premium di Android. Contohnya Epic Game, yang sampai saat ini mengaku belum tertarik dengan Android karena angka pembajakannya yang menggila.

Ditemukan Planet Lebih Kecil Dari Bumi

Planet dengan ukuran lebih kecil dari Bumi, dengan jarak 33 tahun cahaya dalam konstelasi Leo ditemukan para astronom.
Ilmuwan memang telah mengonfirmasikan keberadaan lebih dari 700 planet di luar tata surya kita, yang disebut eksoplanet sejak 1995. Namun, kebanyakan planet itu berukuran raksasa. Bahkan jauh lebih besar dari Jupiter.
“Jadi, ini dunia baru,” kata Kevin Stevenson, peneliti muda di Universitas Central Florida yang memimpin tim.
Diameter planet baru tersebut sekitar 5.200 mil, atau dua pertiga dari Bumi. Planet itu untuk saat ini dijuluki UCF-1.01. Ilmuwan telah mempublikasikan penemuan mereka pada Kamis (19/7), secara online di Astrophysical Journal.
Stevenson dan koleganya menemukan planet itu dengan teleskop ruang angkasa Spitzer milik NASA yang terbang di orbit Bumi. UCF-1.01 mengorbit sebuah bintang yang dinamakan GJ 436. Mereka menghabiskan waktu setahun untuk mengamati dan mengonfirmasikan bahwa itu memang satu planet yang jauh.
UCF-1.01 mungkin bukan tempat yang sangat bagus. Stevenson dan kelompoknya menghitung jarak planet dengan mataharinya sekitar 1,6 juta mil. Bandingkan dengan Bumi yang berjarak 93 juta mil dari matahari kita. Karena itu, suhu di permukaan planet itu mungkin melebihi 1.000 derajat Fahrenheit. Kesimpulannya, kemungkinan isi planet itu berbentuk cair karena tertutup lahar.

Minggu, 22 Juli 2012

Galaxy Bima Sakti Terlihat Jelas Dimalam Hari

Fenomena-fenomena antariksa tentu menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar astronomi. Nah, salah satu fenomena angkasa yang bisa disaksikan adalah penampakan galaksi Bima Sakti yang terlihat lebih jelas di malam-malam menjelang Ramadan ini. �Pastikan tak ada polusi cahaya saat menyaksikannya.

"Di bulan Juli ini pada dinihari kita akan melihat galaksi Bima Sakti lebih jelas. Dalam kondisi cerah akan terlihat jelas di atas kepala kita dari selatan ke utara," ujar Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (5/7/2012).

Jika Anda melihat seperti awan putih terang, itulah Bima Sakti. Sesungguhnya benda putih itu bukanlah awan melainkan kumpulan bintang yang merupakan bagian dari gugus Bima Sakti.

"Pada sekitar Juni, Juli, Agustus, posisi galaksi Bima Sakti terlihat lebih jelas pada tengah malam," sambung Djamaluddin.

Bima Sakti adalah galaksi di mana Bumi kita tinggal. Dari wikipedia, dikenal juga dengan nama Milky Way, merupakan galaksi spiral yang besar dan memiliki 200-400 miliar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1.000 tahun cahaya.

Diperkirakan jarak antara matahari dan pusat galaksi adalah 27.700 tahun cahaya. Nah, di pusat galaksi diduga terdapat lubang hitam supermasif atau black hole. Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini.

Jika Anda ingin melihat Bima Sakti, maka pastikan lokasi Anda terbebas dari polusi cahaya, termasuk cahaya Bulan. Space.com pada 4 Juli kemarin menyebut setidaknya Anda memerlukan sekitar 20 menit untuk menyesuaikan mata Anda dengan keadaan gelap.

Yang Anda lihat di langit memang bukan semacam pita putih jelas seperti di foto-foto. Bima Sakti terlihat seperti sebuah pita samar melengkung seperti awan yang diterangi sinar bulan.

Tidak ada yang tahu bahwa 'pita putih' itu terdiri dari bintang-bintang sampai Galileo menemukan melalui teleskopnya pada 1609. Pengertian Bima Sakti sendiri sebenarnya membingungkan. Apakah digunakan dalam pengertian aslinya untuk menyebut pita putih yang melengkung di langit, atau mengacu pada galaksi di mana matahari berada.

Untuk memudahkan melihat Bima Sakti, Anda bisa menggunakan binokuler. Nah, mulailah 'wisata antariksa' Anda dengan menemukan terlebih dahulu rasi bintang Skorpio dan Sagitarius.

Skorpio mudah dikenali karena menyerupai kalajengking, lengkap dengan ekor dan capitnya. Inti rasi bintang ini ditandai dengan bintang raksasa merah bernama Antares.

Sedangkan Sagitarius terlihat tidak seperti centaur (manusia berbadan kuda) pemanah, melainkan seperti teko biasa, lengkap dengan pegangan, cerat, dan tutup. Nah, objek-objek paling terang berkumpul di sekitar pusat galaksi ini, di perbatasan antara Skorpio dan Sagitarius

Transit Venus , Matahari "Bertompel Yang Aman bagi Bumi

Matahari hari ini 'bertompel'. Titik hitam yang terlihat di penampang matahari itu adalah planet Venus. Ya, hari ini Venus sedang melintas di hadapan matahari sehingga berada dalam satu garis lurus dengan Bumi, sehingga matahari tampak seperti memiliki tompel. Apa pengaruhnya bagi Bumi?

"Ini aman, tidak ada pengaruh kebencanaan. Tidak ada yang mengerikan," ujar peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Emanuele Sungging Mumpuni, dalam perbincangan dengan detikcom, Rabu (6/5/2012).

Fenomena transit Venus ini, sambungnya, bisa digunakan sebagai sarana edukasi publik. Apalagi peristiwa ini sudah pernah diamati sejak ribuan tahun lalu. Terbukti ada catatan pengamatan transit Venus pada tahun 1800-an.

"Seiring kemajuan ilmu pengetahuan, maka kita bisa mengajak publik untuk ikut mengamati. Publik bisa diajak menghitung jarak Bumi dengan Matahari, juga biasa diajak untuk mengenal satuan astronomi atau SA," imbuh Sungging.

Dari Wikipedia, SA dikenal juga sebagai astronomical unit atau AU, merupakan satuan jarak, kira-kira sama dengan jarak antara Bumi dan Matahari. Nilai dari SA yang diterima umum adalah 149.597.870,691 � 30 meter atau sekitar 150 juta kilometer atau 93 juta mil.

Nah, bagi para astronom, transit planet bisa digunakan untuk mencari planet lain yang memiliki sifat mirip dengan Bumi. Apalagi dalam astronomi dikenal pula extrasolar planet atau planet di luar tata surya. Ada 771 planet yang diidentifikasi dalam 717 sistem planet dan 102 sistem multipel planet yang diidentifikasi hingga 2 Juni lalu.

Sebuah studi pada 2012 menyebutkan masing-masing bintang dari 100 miliar bintang di galaksi Bima Sakti diperkirakan menjadi 'tuan rumah' bagi setidaknya 1,6 planet. Lalu para astronom mengukur dengan teliti pergerakan bintang dengan memperhatikan sinar kecemerlangannya, sehingga bisa ditemukan planet baru.

"Apakah ada planet lain seperti Bumi, masih menjadi keingintahuan para astronom. Ada banyak upaya untuk mencari itu," kata Sungging yang saat ini berada di Biak, Papua, untuk mengamati transit Venus.

Sementara itu, Humas Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ), Indra Firdaus, mengatakan di bidang astronomi, pengamatan transit Venus bisa digunakan untuk mengetahui diameter planet kedua yang terdekat dengan matahari ini dalam tata surya Bima Sakti ini. "Juga bisa tahu unsur kimianya apa saja dari Venus ini," ucap dia.

Profesor Riset Astronomi Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu mengatakan transit Venus tercatat pernah terjadi pada 9 Desember 1874, 6 Desember 1882 dan 8 Juni 2004. Fenomena ini terjadi kembali pada 6 Juni 2012, diperkirakan pada 12 Desember 2117, 8 Desember 2125, dan 11 Juni 2247.

"Transit Venus berarti Venus melintas tepat di depan Matahari. Kalau bulan yang melintas, maka itu gerhana. Kalau Venus yang dilihat dari Bumi kecil sekali, sehingga tampak seperti bintik hitam. Jadi titik hitam ini melintas di piringan Matahari," kata Djamaluddin.

Berbeda dengan gerhana bulan yang memang sering terjadi setiap tahun, transit Venus tidak demikian. Sebab bulan memang selalu mengitari matahari. Sedangkan Venus dan Bumi sama-sama mengitari matahari, sehingga kesempatan matahari, Venus dan Bumi berada dalam satu garis jarang sekali.

Dulu, fenomena ini digunakan oleh para astronom untuk menghitung diameter matahari. Namun seiring dengan telah diketahuinya perkiraan diameter matahari, maka dari segi ilmiah tidak ada penelitian yang mencolok. Meski demikian transit Venus menjadi peristiwa yang tak akan dilewatkan para astronom amatir.

Transit Planet Venus

Fenomena planet Venus yang melintasi piringan matahari mendapat perhatian warga. Namun kondisi awan tebal di angkasa Solo pada Rabu (6/6/2012) membuat warga kesulitan menyaksikan kejadian langka tersebut. Warga baru bisa menyaksikan dengan jelas pada waktu menjelang siang, tentunya dengan mengenakan kacamata khusus.

Safruddin, warga Solo, menyempatkan diri membeli kacamata khusus untuk menyaksikan kejadian tersebut. Dia membeli kacamata gelap dari bahan plastik dan gagang dari kertas tersebut seharga Rp 20 ribu di toko khusus yang menyediakan alat tersebut.

"Sejak tadi pagi saya dan beberapa teman sudah bersiap menyaksikan, tetapi sejak pagi matahari selalu terhalang awan. Menjelang siang ini baru terlihat karena langit cerah. Dengan kacamata khusus ini planet Venus kelihatan jelas sebagai sebuah titik hitam di depan matahari," ujar Safruddin.

Dari penglihatan telanjang pada pukul 10.30 WIB, posisi Venus masih berada di dekat tepi piringan matahari pada posisi antara barat dan barat laut. Venus hanya kelihatan seperti noktah atau titik hitam kecil pada piringan besar matahari.

Di Pesantren Assalam, Pabelan, Sukoharjo, peristiwa transit Venus juga mendapat perhatian khusus. Club Astronomi Santri Assalam (CASA) mengamati langsung peristiwa tersebut semenjak pagi dengan menggunakan teropong khusus. Mereka mengamati pergerakan awal Venus melintas sekitar sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 11.47 WIB, ketika Venus telah keluar dari piringan matahari.

Namun, juga karena terhalang awan, pada pengamatan pagi hari mereka baru bisa melihat langsung peristiwa transit pada sekitar pukul 08.00 WIB hingga 30 menit setelahnya dan kemudian matahari kembali tertutup awan.

"Kami mendukung sepenuhnya kepada para santri yang memiliki ketertarikan pada fenomena astronomi seperti ini sebagai bagian dari pembelajaran kepada santri. Kami juga memerlukan mempelajarinya sebagai sarana pembuktian ilmiah, termasuk diantaranya untuk mengetahui jarak Venus dengan matahari," ujar AR Sugeng, ustaz pengasuh di CASA Ponpes Assalam.

Wuss ! Asteroid 2002 AM3 Meluncur Dekati Bumi Besok Pagi

Asteroid dengan diameter 1 kilometer bakal melintas di jaraknya yang paling dekat dengan bumi pada Senin (23/7) pagi. Di saat terdekatnya, asteroid bernama 2002 AM31 akan berada di jarak 5.250.000 km dari Bumi.

"Pada Senin 23 Juli pulkul 06.39 WIB 2002 AM31 akan berada di jarak 5.250.000 km. Jarak ini sama dengan 13,7 kali jarak Bumi dan Bulan," ujar Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, dalam perbincangan dengan detikcom, Minggu (22/7/2012).

Menurut dia, asteroid ini diperkirakan akan mendekat lagi ke Bumi sekitar tahun 2032. Apakah di jarak terdekatnya dengan Bumi akan ada dampak yang ditimbulkan? Jangan khawatir, Bumi dan manusia aman.

"Meski mendekati Bumi, namun jaraknya masih cukup jauh," sambung Djamaluddin.

Nah, 25 Juli dini hari sekitar pukul 01.29 WIB, asteroid lain juga akan mendekati Bumi. Asteroid bernama 2012 OKI ini ukurannya lebih kecil ketimbang 2002 AM31, hanya berdiameter 195 meter. Namun demikian, jaraknya justru lebih dekat dengan Bumi.

"Jaraknya sekitar 3 juta km dari Bumi, atau 7,7 kali jarak Bumi-Bulan. Ini termasuk yang berpotensi berbahaya kalau dekat dengan Bumi, namun di jarak 3 juta km masih aman," papar alumnus Universitas Kyoto, Jepang, ini.

Fenomena 'merapatnya' asteroid ke Bumi bisa dilihat oleh manusia. Namun dibutuhkan teleskop untuk melihat dengan lebih jelas.

"2002 AM31 itu mendekati Bumi saat di Indonesia matahari sudah terbit, jadi sulit diamati. Kalau 2012 OKI masih mungkin teramati karena terjadinya pada dinihari. Ini seperti bindang yang berpindah," tutur Djamaluddin.

Asteroid yang melintas dekat Bumi menjadi perhatian. Sebab asteroid berdiameter 9 meter pernah jatuh di Teluk Bone pada 2009 lalu. Jatuhnya asteroid di masa lalu diperkirakan mengakibatkan punahnya dinosaurus jutaan tahun lalu.

Pemantauan asteroid tidak hanya dilakukan saat objek tersebut melintas di dekat Bumi saja. Pemantauan juga dilakukan dengan melihat evolusi orbitnya.

Hingga saat ini, sejak adanya proyek pengamatan asteroid dekat Bumi yang dilakukan sekitar 1980-an, terdeteksi 8.000 lebih asteroid di sekitar Bumi. Jarak asteroid-asteroid ini ini jaraknya sekitar 150 juta km dari matahari.

Rabu, 18 Juli 2012

Lemur Madagaskar Terancam Punah

Sebuah pengujian baru menunjukkan, lemur Madagaskar merupakan hewan yang paling dekat dengan ambang kepunahan.
Diwartakan Live Science, Sabtu (14/7/2012), sekira 91 persen dari 103 jenis lemur kini terancam kepunahan. Kesimpulan tersebut diungkapkan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) Spesies Survival Commission di Madagaskar.
Sekira 23 spesies lemu telah memperoleh status "sangat terancam", 52 spesies dalam status "terancam" dan 19 spesies berada dalam status "rentan" kepunahan.
"Hasil lokakarya pratinjau kami pekan ini sangat mengejutkan karena Madagaskar memiliki jumlah primata terancam punah yang paling banyak ketimbang wilayah lain. Melihat hasilnya,kami yakin bila lemur kemungkinan termasuk yang paling terancam punah dibandingkan vertebrata lain," ujar Head of Researcher di Bristol Zoo Gardens, Crishtop Schwitzer.
Lemur liar hanya bisa ditemukan di Madagaskar. Para ilmuwan mengatakan penyebab semakin buruknya status lemur adalah hancurnya habitat hewan tersebut di hutan tropis Madagaskar. Selain itu perburuan juga menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hisup spesies lemur.
 
detail berita